Loading…
Artikel, Kehamilan, Reproduksi

Tak Perlu Malu Konsultasikan Ejakulasi Dini pada Dokter


Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedInEmail this to someone
Tak Perlu Malu Konsultasikan Ejakulasi Dini pada Dokter

Mengonsultasikan masalah ejakulasi dini memang hal yang bisa jadi memalukan bagi pria. Tetapi persoalan ini tidak akan reda dengan sendirinya tanpa bantuan dokter.

Ejakulasi dini sesungguhnya merupakan hal yang umum terjadi dan bukan tidak mungkin ditangani. Sebagai langkah awal, Anda dapat berkonsultasi pada dokter umum, yang kemudian akan merujuk Anda ke dokter spesialis yang dibutuhkan.

Dokter Sesuai Kebutuhan

Dokter umum dapat merujuk Anda ke dokter berbeda sesuai kemungkinan penyebab ejakulasi dini yang dialami. Di bawah ini adalah kemungkinan dokter untuk dirujuk.

  • Androlog: dokter yang berfokus pada kesehatan reproduksi dan sistem urine pria, juga pada  bidang hormon, termasuk hormon seksual. Dokter spesialis andrologi bergelar Sp.And.
  • Dokter spesialis bedah: jika keluhan yang dirasakan adalah hal seperti penis bengkok ataupun adanya benjolan. Dokter ini bergelar Sp.B.
  • Urolog: dokter yang menangani gangguan saluran kemih, bergelar Sp.U.
  • Dokter spesialis kulit kelamin: menangani gangguan di area kelamin seperti bisul. Dokter ini bergelar Sp.KK.
  • Dokter spesialis kedokteran jiwa: menangani ejakulasi dini yang disebabkan oleh masalah psikologis. Dokter ini bergelar SpKJ.

Dokter spesialis andrologi juga bermitra dengan bidang-bidang lain seperti kebidanan dan kandungan, bedah urologi, psikiatri, dan kesehatan anak. Selain ejakulasi dini, androlog menangani masalah lain seperti disfungsi ereksi, hiper dan hipo gonadotrophin, antibodi antisperma, dan berbagai gangguan reproduksi pria lain.

Tidak hanya pada pria dewasa, dokter andrologi juga menangani masalah pada anak seperti hipogonadisme ataupun memeriksa apakah ukuran testis sesuai dengan umur. Pada usia produktif, dokter andrologi tidak hanya dapat menangani pria yang memiliki gangguan reproduksi, tetapi masalah lain seperti gangguan hormon.

Pada usia ini, dokter juga dapat membantu pria untuk dapat berperan aktif menjadi pihak yang menjalankan keluarga berencana dengan KB hormonal, sehingga bukan hanya wanita yang perlu mengonsumsi atau mengenakan alat KB. Sementara pada usia lanjut, dokter andrologi dapat membantu pria untuk tetap dapat aktif secara seksual.

Bersiap sebelum Pemeriksaan

Persiapkan diri sebelum pemeriksaan. Dokter mungkin akan menanyakan beberapa poin pertanyaan penting seputar hal berikut.

  • Gejala: seberapa sering Anda mengalami ejakulasi dini, kapan ejakulasi dini terjadi setelah hubungan seksual bermula.
  • Riwayat seksual: kapan pertama kali mengalami ejakulasi dini.
  • Riwayat konsumsi obat-obatan: obat apa saja yang pernah dan sedang dikonsumsi untuk mendeteksi kemungkinan penyebab.
  • Seberapa sering Anda berhubungan seksual.
  • Apakah Anda puas dengan hubungan dengan pasangan saat ini.

Sebaliknya, Anda juga dapat menanyakan pada dokter tentang:

  • Apa yang mungkin menjadi faktor penyebab ejakulasi dini.
  • Tes yang mungkin diperlukan untuk mengonfirmasi.
  • Pengobatan apa yang dapat diberikan dan apakah ada alternatif lain.
  • Bagaimana perkembangan yang dapat diharapkan dan seberapa cepat.
  • Apakah situasi ini dapat terulang.  

Tergantung pada penyebabnya, dokter dapat membantu Anda menangani ejakulasi dini dengan beberapa cara seperti:

  • Terapi psikologis: melakukan terapi terhadap emosi dan perasaan negatif yang melatarbekalangi gangguan hubungan seksual.
  • Terapi perilaku: melatih tubuh untuk menunda ejakulasi, misalnya dengan metode tekan dan berhenti-mulai.
  • Terapi obat-obatan: dokter mungkin dapat memberikan obat-obatan tertentu seperti paroxetine, sertraline, fluoxetine, dan clomipramine yang mempengaruhi kadar serotonin. Terdapat juga krim atau obat semprot yang dapat diaplikasikan 20 – 30 menit sebelum hubungan seksual.

Selain dibantu terapi dari dokter, pada umumnya ejakulasi dini dapat reda dengan sendirinya. Perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok ataupun mengonsumsi obat terlarang juga dapat membantu mengontrol ejakulasi.

Facebook Comments