Loading…
Artikel, Kehamilan, Kesehatan Anak, Kesehatan Jiwa

Pertolongan Pertama Baby Blues Agar Tidak Menjadi Depresi


Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedInEmail this to someone
us_102-466386327_wide

Meski tidak banyak yang menyadari ataupun mengakui, baby blues ternyata dialami sekitar 70-80% perempuan yang baru saja melahirkan. Kabar baiknya, dengan penanganan dan dukungan, kondisi ini dapat membaik dengan sendirinya.

Sedih, cemas, menangis, dan sulit tidur adalah beberapa ciri utama baby blues yang umumnya terjadi di minggu pertama setelah persalinan dan biasanya mereda setelah setidaknya 10 – 12 hari. Namun jika situasi ini terus menerus dirasakan dan tidak membaik setelah 2 minggu, bahkan berbulan-bulan, maka Anda perlu memeriksakannya ke psikiater untuk mendeteksi kemungkinan depresi pascapersalinan atau postpartum depression (PPD). Kondisi ini dapat dialami oleh sekitar 20% wanita yang awalnya hanya mengalami baby blues.

 

Agar Baby Blues Tidak Menjadi Depresi

Untuk mencegahnya berkembang menjadi depresi, cermati jika  Anda atau kerabat menunjukkan ciri-ciri berikut di masa awal setelah persalinan:

  • Sulit tidur.
  • Cemas.
  • Mood yang cepat berubah.
  • Mudah terganggu.
  • Merasa kewalahan.
  • Sering menangis tanpa alasan jelas.
  • Tidak mau makan atau sebaliknya, makan terlalu banyak.

Baby blues umumnya terjadi akibat perubahan hormon yang terjadi di minggu pertama setelah bayi lahir ke dunia. Tubuh beradaptasi dengan hormon kehamilan yang perlahan pergi, digantikan hormon pemroduksi ASI. Kondisi ini dapat diperparah dengan faktor-faktor lain seperti kesulitan menyusui, kebingungan merawat bayi pertama sebaga orangtua baru, kurang tidur, hingga tidak adanya dukungan pasangan dan keluarga.

 

Membantu Diri dan Para Ibu yang Mengalami Baby Blues

Tidak perlu cemas karena pada umumnya gejala-gejala di atas dapat mereda dengan sendirinya dan dapat dibantu dengan cara-cara di bawah ini.

  • Minta bantuan kerabat atau pengasuh untuk menjaga bayi Anda di waktu-waktu tertentu sehingga Anda sendiri mendapat istirahat yang cukup.
  • Bertemu dan berbagi cerita dengan ibu-ibu lain.
  • Ambil waktu untuk memanjakan dan menyenangkan diri sendiri dengan melakukan hal-hal yang disukai seperti pergi ke salon, membaca, menonton film.
  • Hindari konsumsi minuman keras, rokok, dan obat-obatan.
  • Konsumsi makanan sehat dan jika memungkinkan gerakkan badan secara aktif, terutama di luar rumah.

Sayangnya, banyak perempuan yang menyimpan sendiri perasaannya karena khawatir dianggap tidak dapat menjadi ibu yang baik. Padahal baby blues bukanlah pertanda bahwa seorang perempuan itu lemah dan tidak dapat menjadi ibu yang kuat. Dalam hal ini, dukungan keluarga dan teman dekat juga sangat diperlukan. Jika Anda memiliki teman atau saudara yang berada diduga dalam kondisi baby blues, bantu ia dengan cara-cara sederhana seperti:

  • Yakinkan bahwa ia ibu yang baik dan tidak perlu menjadi ibu yang sempurna. Bayi dan keluarga yang bahagia dan sehat bermula dari ibu yang bahagia.
  • Buatkan masakan untuknya sehingga ia tidak perlu repot membagi waktu untuk menyiapkannya sendiri di sela kerepotan mengasuh anak.
  • Bantu ia membereskan rumah.
  • Bantu ia membatasi jumlah tamu yang berkunjung untuk menjenguk agar ia punya waktu untuk istirahat.
  • Dengarkan ceritanya dan biarkan ia menangis untuk melepaskan keresahan.

Penting untuk menyadari bahwa Anda tidak sendiri mengalami gejolak emosi setelah bayi lahir. Oleh sebab itu jangan ragu untuk memeriksakan diri ke psikiater jika Anda atau kerabat merasakan gejala baby blues yang tidak kunjung reda. Dokter dapat membantu Anda untuk menangani baby blues lebih dini sebelum berkembang menjadi depresi pasca melahirkan.

Facebook Comments