Loading…
Artikel, Kesehatan Jiwa

Konsultasi ke Psikolog atau Psikiater?


Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedInEmail this to someone
Konsultasi ke Psikolog atau Psikiater

Saat Anda atau kerabat mengalami depresi atau trauma dan perlu bantuan seorang profesional, siapa yang sebaiknya dituju? Psikolog atau psikiater? Apa perbedaan keduanya dan mana yang sesuai kebutuhan?

Psikolog dan psikiater sama-sama berperan membantu orang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Kedua profesi ini pada dasarnya memang beririsan. Secara alami, seorang  manusia yang mengalami gangguan mental akan merasakan gangguan fisik, dan sebaliknya, penyakit tertentu juga dapat menyebabkan gangguan kejiwaan.

Psikiater: Dokter yang Dapat Memberikan Resep

Psikiater adalah seorang dokter spesialis kedokteran jiwa atau psikiatri yang menangani diagnosis, pengobatan, dan pencegahan gangguan kesehatan mental. Mereka telah menempuh pendidikan sarjana kedokteran, pendidikan profesi sebagai dokter, serta pendidikan spesialisasi kedokteran jiwa dengan gelar Sp.KJ.

Sebagai dokter, ia dapat menuliskan resep dan merekomendasikan jenis perawatan. Umumnya psikiater dapat membuka praktik di klinik rawat jalan ataupun rumah sakit. Mereka dapat mendampingi pasien dalam jangka panjang dan menangani mereka yang mengidap penyakit parah stadium akhir.

Konsultasi ke psikiater umumnya perlu rujukan, sehingga pasien perlu lebih dulu memeriksakan diri ke dokter umum. Saat berkonsultasi, psikiater akan memeriksa kesehatan mental dan fisik pasien secara keseluruhan dengan memeriksa faktor umum seperti tekanan darah, serta mengajukan pertanyaan tentang pemikiran dan persoalan yang sedang dihadapi pasien.

Apa saja bidang yang ditangani psikiater? Psikiater dapat menangani berbagai gangguan mental seperti: kecanduan zat tertentu, seperti konsumsi minuman keras ataupun obat terlarang; skizofrenia dan paranoia, gangguan depresi dan gangguan bipolar, ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena (fobia), kecemasan, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stres pascatrauma, gangguan kepribadian, gangguan dalam konsumsi makanan seperti bulimia dan anoreksia serta gangguan tidur, seperti insomnia. Pada intinya, psikiater umumnya menangani gangguan jiwa dengan gejala parah yang memerlukan penanganan medis serius.

Psikolog: Menempuh Pendidikan Psikologi dan Umumnya Tidak Dapat Memberikan Resep

Berbeda dengan psikiater yang menempuh pendidikan kedokteran, psikolog bukanlah seorang dokter. Mereka menempuh pendidikan doktoral (S2) di bidang profesi psikolog yang mempelajari tingkah laku dan pola pikir manusia.

Psikolog dapat memberikan tes psikologi seperti tes kepribadian ataupun tes IQ, memberikan konseling, serta memberikan penanganan untuk pasien sakit jiwa, ada kalanya bersama dengan psikiater dan dokter lain. Seorang psikolog dapat membuka praktik sendiri ataupun berperan mengelola sumber daya manusia dalam instansi/perusahaan, sekolah, atau menjadi akademisi maupun peneliti.

Ke Mana Memeriksakan Diri?

Jadi ke manakah seorang pasien perlu memeriksakan diri? Tergantung masalah yang ia hadapi. Orang yang mengalami depresi klinis dapat datang ke psikiater untuk mendapatkan obat yang dapat menangani kondisinya. Tetapi orang yang mengalami fobia bisa jadi lebih nyaman berbicara dengan psikolog.

Baik psikolog maupun psikiater sama-sama menjalankan psikoterapi, yaitu terapi yang dilakukan dengan mengajak pasien membicarakan permasalahan mereka. Tetapi pendekatan penyelesaian masalah yang dilakukan psikolog berbeda dengan psikiater. Psikolog memperhatikan tingkah laku pasien, seperti pola tidur, pola makan, serta pemikiran-pemikiran negatif yang mungkin mempengaruhi masalah.

Sementara psikiater sebelum mendiagnosis, berpikir untuk memeriksa kemungkinan latar belakang medis yang menyebabkan gangguan kesehatan mental seseorang. Contohnya, seorang psikiater akan memeriksa apakah adanya gangguan tiroid atau kekurangan vitamin sebelum memberi diagnosis depresi kepada seseorang. Konsumsi obat tertentu juga dapat menyebabkan gangguan emosional dan tingkah laku. Berdasarkan hasil pemeriksaan ini psikiater kemudian dapat meresepkan obat penanganan dan dapat juga berkoordinasi dengan dokter lain untuk keperluan pasien rawat jalan hingga UGD.

Tidak jarang, keduanya bekerjasama. Seorang psikolog dapat merekomendasikan konsultasi ke psikiater jika seseorang mengalami gejala parah seperti ingin bunuh diri. Keduanya dapat bekerja sama untuk mendiagnosis, menangani, dan mencegah gangguan jiwa.

Masalah gangguan kejiwaan yang serius beberapa contohnya adalah depresi berat, gangguan bipolar, dan skizofrenia, dimana gejala fisik yang dialami cukup berat ataupun pasien sulit untuk melakukan perawatan diri dasar untuk dirinya sendiri, psikiater memiliki pilihan tatalaksana obat-obatan untuk mengurangi gejala-gejala tersebut yang tidak dapat diberikan oleh psikolog.

Baik psikiater maupun psikolog juga dapat menangani bidang atau usia pasien tertentu secara khusus seperti: psikiater/psikolog anak, dewasa umum, lansia, hingga psikiater yang khusus menangani pasien tertentu seperti yang mengalami kesulitan belajar.

Facebook Comments