Loading…
Artikel, Kesehatan

Ke Dokter Mana Rubella Harus Ditangani?


Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedInEmail this to someone
phototake_rm_photo_of_measles_on_childs_back-1321

Meskipun tergolong penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya, namun jangan pernah anggap remeh rubella. Terlebih bila virus yang serupa dengan virus flu ini menginfeksi ibu hamil dan anak-anak. Untuk itu, kita perlu tahu dokter mana yang bisa menangani rubella ibu hamil maupun anak-anak.

Rubella atau yang disebut juga campak jerman ini adalah infeksi virus dengan gejala utama ruam merah. Seseorang yang terinfeksi virus rubella akan mengalami gejala lain seperti demam tinggi, pembengkakan kelenjar di sekitar kepala dan leher, batuk dan flu, serta nyeri sendi.

Rubella adalah penyakit yang sangat menular. Cara virus rubella menyebar serupa dengan virus flu, yakni berasal dari cairan hidung atau tenggorokan orang yang terinfeksi, kemudian menyebar ke udara saat pengidap bersin, bicara, atau batuk. Walau demikian, butuh waktu sekitar 2 – 3 minggu hingga gejala mulai terlihat.

Seseorang yang terinfeksi rubella dapat menulari orang lain sejak sepekan sebelum gejala terlihat hingga 4 hari setelah ruam pertama mulai terlihat. Oleh sebab itu, pengidap rubella disarankan untuk tidak banyak beraktivitas yang melibatkan interaksi dengan orang lain terlebih dulu agar tidak menulari yang lain.

Penanganan Rubella pada Orang Dewasa

Virus rubella dapat menginfeksi siapa saja tanpa ada batasan usia. Terutama mereka yang belum vaksin dan kondisi daya tahan tubuh sedang menurun.

Gejala rubella yang sangat ringan sering tidak terdeteksi, terutama jika terjadi pada anak-anak. Gejala ini umumnya baru terasa antara 2 – 3 minggu setelah paparan virus terjadi. Masa ini disebut sebagai masa inkubasi. Namun pada sebagian kasus, gejalanya bisa jadi sangat tampak, berupa:

  • ruam kemerahan/merah muda berbentuk bintik-bintik yang bermula pada wajah kemudian mulai menyebar ke daerah belakang telinga lalu leher hingga kaki dan tangan;
  • demam hingga di atas 38,9°C, hidung beringus, mata merah, sakit kepala;
  • terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada leher di bagian belakang atau di belakang telinga, nyeri sendi;
  • hilang nafsu makan;
  • kelelahan.

Kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat reda dengan sendirinya dalam 7 – 10 hari, meski pembengkakan kelenjar dapat dirasakan hingga hitungan minggu. Namun jika Anda mendapati gejala tersebut maka  tetap perlu memeriksakan diri ke dokter umum untuk penanganan pertama.

Rubella pada Ibu Hamil

Ibu hamil yang mengalami gejala-gejala rubella, segera periksakan diri ke dokter kandungan (Obstetri dan Ginekolog / Obgin).

Virus rubella akan sangat membahayakan kesehatan dan keselamatan janin terlebih bila usia kandungan sang ibu masih di bawah 20 minggu. Ibu hamil yang terinfeksi rubella saat trimester pertama kehamilan beresiko melahirkan bayi menderita SRK (Sindroma Rubella Kongenital). Gejala SRK berupa ketulian, kelainan sistem penglihatan, dan kelainan jantung kongenital.

Sampai saat ini belum ada mengobati rubella pada ibu hamil secara khusus.  Anda hanya bisa mengantisipasi risiko terserang virus ini dengan melakukan vaksin MMR dan memastikan calon ibu hamil benar-benar bebas TORCH sebelum hamil.

Jika infeksi ini terjadi di masa kehamilan, rubella menjadi kondisi yang serius. Jika dialami perempuan yang berada di 20 minggu pertama kehamilan.

Oleh karenanya, bagi remaja perempuan atau yang akan menikah dan menginginkan kehamilan, sangat penting untuk melakukan imunisasi MMR agar kebal virus rubella. Sehingga bayi yang dilahirkan tidak beresiko mengalami SRK.

Rubella pada Anak

Rubella pada anak terbagi dua hal, yakni rubella kongenital (rubella bawaan/sudah terkena dampak infeksi virus rubella sejak dalam kandungan) dan rubella non-kongenital.

Hal yang patut diwaspadai, bayi yang lahir dengan rubela kongenital ini berisiko menyebarkan virus, sehingga merupakan ancaman bagi bayi lain, serta orang dewasa rentan yang berkontak dengan bayi tersebut. Pada bayi ini, virus dapat menyebar dari urin dan feses.

Berbeda hal bila sang anak mengalami rubella kongenital atau SRK, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. Rubella non-kongenital pada anak bersifat ringan dan tidak berbahaya. Tidak akan menyebabkan gangguan otak dan tidak menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangannya.

Namun, bila anak Anda mengalami demam disertai kemunculan ruam dan pembesaran kelenjar getah bening di leher, Anda dapat segera konsultasikan ke dokter spesialis anak (SpA). Dokter spesialis anak akan membantu meringankan ketidaknyamanan si kecil dengan menganjurkan beberapa resep untuk mengobati gejala yang ada.

Rubella pada anak bisa dicegah dengan imunisasi MMR (measles/campak, mumps/gondongan, dan rubella). Diberikan 6 bulan setelah imunisasi campak.

Facebook Comments